Ingin sekali waktu terhenti
Sejenak saja
Agar aku bisa menatapmu
Menikmati setiap goresan wajahmu
Menyentuh setiap lekukan tubuhmu
Mencium bibirmu sepuas-puasnya
Ingin sekali waktu terhenti
Sejenak saja
Agar aku bisa bercumbu denganmu
Menumpahkan hati yang sedang merindu
Ingin sekali waktu terhenti
Sejenak saja
Meski hanya fotomu yang ada di jemariku
Friday, November 23, 2007
Tuesday, November 20, 2007
Once - Ku Cinta Kau Apa Adanya
Kau boleh acuhkan diriku
Dan anggap ku tak ada
Tapi takkan merubah perasaanku
Kepadamu
Kuyakin pasti suatu saat
Semua kan terjadi
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada
Kau boleh jauhi diriku
Namun kupercaya
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Aku yang rela terluka
Untuk masa lalu
(Keteguhan hati biasanya akan menghasilkan “telur emas”. Betapa yakinnya pria tersebut untuk mendapatkan perempuan yang dia impikan, dia begitu percaya dapat meyakinkan perempuannya. Kesabaran, kesetiaan, dan mau menerima kekurangan pasangan (bahkan mau mencintai kekurangan) adalah kunci utama “kesuksesan” suatu hubungan. Uhh…uhh..so swit…)
Dan anggap ku tak ada
Tapi takkan merubah perasaanku
Kepadamu
Kuyakin pasti suatu saat
Semua kan terjadi
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Selalu bersedia bahagiakanmu
Apapun terjadi
Kujanjikan aku ada
Kau boleh jauhi diriku
Namun kupercaya
Kau kan mencintaiku
Dan tak akan pernah melepasku
Aku mau mendampingi dirimu
Aku mau cintai kekuranganmu
Aku yang rela terluka
Untuk masa lalu
(Keteguhan hati biasanya akan menghasilkan “telur emas”. Betapa yakinnya pria tersebut untuk mendapatkan perempuan yang dia impikan, dia begitu percaya dapat meyakinkan perempuannya. Kesabaran, kesetiaan, dan mau menerima kekurangan pasangan (bahkan mau mencintai kekurangan) adalah kunci utama “kesuksesan” suatu hubungan. Uhh…uhh..so swit…)
Friday, November 16, 2007
Bukan Engkau!
Ketika fajar datang mengapa dia yang selalu singggah di pelupuk mataku
Ketika malam tiba mengapa dia yang selalu menemaniku menghitung bintang dan mengagumi keindahan rembulan
Mengapa bukan engkau...
Ketika kau memelukku mengapa hangat tubuhnya yang ku rasakan
Ketika kau menciumku mengapa bibirnya yang mencium keningku
Mengapa bukan engkau...
Ketika aku menangis mengapa dia yang menghapus air mataku
Ketika aku terjaga dari tidurku mengapa dia yang ada di sampingku
Mengapa bukan engkau...
Ketika malam tiba mengapa dia yang selalu menemaniku menghitung bintang dan mengagumi keindahan rembulan
Mengapa bukan engkau...
Ketika kau memelukku mengapa hangat tubuhnya yang ku rasakan
Ketika kau menciumku mengapa bibirnya yang mencium keningku
Mengapa bukan engkau...
Ketika aku menangis mengapa dia yang menghapus air mataku
Ketika aku terjaga dari tidurku mengapa dia yang ada di sampingku
Mengapa bukan engkau...
Wednesday, November 07, 2007
Musim
Rintik gerimis memecah
Jatuh...membasahi pertiwi
Melepas dahaga pucuk-pucuk daun yang penat oleh sinar mentari
Hijau...
Ranum...
Segar berseri...
Hujan...
Gerimis...
Hujan pertanda musim telah berganti
Pohon-pohon meranggas mulai bersemi
Rumput ilalang telah berdiri
Lihat!!
Di cerahnya cakrawala
Merah...
Jingga...
Kuning...
Melengkung gemulai bak penari
Ohh Pelangi...
Keanggunanmu kembali menghiasi
Sungguh indah anugerahmu, Yaa Robbi
(Mustang, 071107)
Jatuh...membasahi pertiwi
Melepas dahaga pucuk-pucuk daun yang penat oleh sinar mentari
Hijau...
Ranum...
Segar berseri...
Hujan...
Gerimis...
Hujan pertanda musim telah berganti
Pohon-pohon meranggas mulai bersemi
Rumput ilalang telah berdiri
Lihat!!
Di cerahnya cakrawala
Merah...
Jingga...
Kuning...
Melengkung gemulai bak penari
Ohh Pelangi...
Keanggunanmu kembali menghiasi
Sungguh indah anugerahmu, Yaa Robbi
(Mustang, 071107)
Tuesday, November 06, 2007
Terpercik Setitik
Hutan rimba yang gelap masih menyiratkan kesejukan
Gurun pasir yang panas masih juga menyimpan mata air
Batu karang yang kokoh pun hancur lebur oleh terjangan ombak
Dan "Hati"...
Hati seorang insan yang menggumpal sekeras batu berkemilau benci, yang seakan-akan merasa dia lah penguasa hak dan angan-angan (padahal semua itu hanya selimut nafsu)
Pasti di lubuk paling dalam terpercik setitik kedamaian, harapan, air mata
Hingga semua lekang luluh dan berlutut oleh cinta
(Mustang, 061107)
Gurun pasir yang panas masih juga menyimpan mata air
Batu karang yang kokoh pun hancur lebur oleh terjangan ombak
Dan "Hati"...
Hati seorang insan yang menggumpal sekeras batu berkemilau benci, yang seakan-akan merasa dia lah penguasa hak dan angan-angan (padahal semua itu hanya selimut nafsu)
Pasti di lubuk paling dalam terpercik setitik kedamaian, harapan, air mata
Hingga semua lekang luluh dan berlutut oleh cinta
(Mustang, 061107)
Friday, November 02, 2007
Seperti...
Bintang bilang...
Jadilah sepertiku
Yang selalu menyemarakkan malam
Bulan bilang...
Jadilah sepertiku
Yang selalu mengiasi malam
Matahari bilang...
Jadilah sepertiku
Yang selalu menyinari bumi
Namun...
Aku tak ingin seperti mereka
Aku tetap ingin menjadi aku
Karna aku memilikimu
Jadilah sepertiku
Yang selalu menyemarakkan malam
Bulan bilang...
Jadilah sepertiku
Yang selalu mengiasi malam
Matahari bilang...
Jadilah sepertiku
Yang selalu menyinari bumi
Namun...
Aku tak ingin seperti mereka
Aku tetap ingin menjadi aku
Karna aku memilikimu
Thursday, November 01, 2007
Ibu
Ibu...
Jangan bersedih (lagi)
Jangan menangis (lagi)
Lepaskan jubah kesedihanmu
Masih ada kami, ibu...
Di sampingmu
Menemanimu
Menjagamu
Dan menyayangimu
Ayolah, ibu...
Kita songsong hari esok bersama-sama
Kita hiasi hari esok dengan warna-warna ceria
We love you, ibu...
Jangan bersedih (lagi)
Jangan menangis (lagi)
Lepaskan jubah kesedihanmu
Masih ada kami, ibu...
Di sampingmu
Menemanimu
Menjagamu
Dan menyayangimu
Ayolah, ibu...
Kita songsong hari esok bersama-sama
Kita hiasi hari esok dengan warna-warna ceria
We love you, ibu...
Begitu Seterusnya...
Bila Senja tiba...
Aku selalu merindukan bayangmu
Hanya ‘tuk memintamu menemaniku
Menikmati sang mentari yang semakin malu
Pada bintang dan rembulan
Bila Malam tiba...
Aku selalu merindukan bayangmu
Hanya ‘tuk memintamu mengantar tidurku
Menjagaku dari kepekatan malam
Dan menghiasi mimpiku
Dan Bila Esok tiba...
Aku selalu merindukan bayangmu
Hanya ‘tuk memintamu menemaniku
Menanti datangnya senja
Begitulah seterusnya...
Aku selalu merindukan bayangmu
Hanya ‘tuk memintamu menemaniku
Menikmati sang mentari yang semakin malu
Pada bintang dan rembulan
Bila Malam tiba...
Aku selalu merindukan bayangmu
Hanya ‘tuk memintamu mengantar tidurku
Menjagaku dari kepekatan malam
Dan menghiasi mimpiku
Dan Bila Esok tiba...
Aku selalu merindukan bayangmu
Hanya ‘tuk memintamu menemaniku
Menanti datangnya senja
Begitulah seterusnya...
Subscribe to:
Posts (Atom)